AQIDAH AKHLAK KELAS 3 ( TIGA ) : RUKUN DENGAN SAUDARA
Mata Pelajaran : Aqidah Akhlak Kelas 3
B. Rukun dengan saudara
2. Al Hasan berkisah bahwa gaji untuk Salman Al Farisi enam ribu dinar. Ia menjadi gubernur bagi tiga puluh ribu rakyat muslim. jika gajinya diberikan, ia langsung menghabiskannya untuk bersedekah. Sementara itu, ia sendiri makan dari hasil anyaman tangannya sendiri.
Bacalah kisah tentang Salman Al Farisi berikut ini !
KEHIDUPAN para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi
Wassallam banyak dipenuhi berbagai macam pribadi yang menawan yang menjadi suri
teladan bagi generasi yang datang kemudian. Pangkal pribadi menawan karena
semata-mata karena dorongan keikhlasan dan ajaran Islam, bukan karena
pencitraan dan ingin publikasi. Begitu pula para pemimpin-pemimpin Islam di era
khalifah Abu Bakar dan Umar Bin Khatab. Mereka adalah orang-orang yang berjuang
untuk meninggikan agama Allah dan kemuliaan Islam.
Salah satu diantaranya ialah Salman Al Farisi. Ia adalah
salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam yang sangat sederhana
dan salah seorang sahabat yang gagah berani lagi cerdas otaknya. Ia mampu
menciptakan teori penggalian parit sekitar Madinah, tatkala pasukan musuh mau
menggempurnya. Ia juga dikenal sebagai salah seorang sahabat Nabi Shallallahu
‘alaihi Wassallam yang memiliki akhlakul karimah, sehingga Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi Wassallam memasukkannya ke dalam golongan keturunan Nabi
(Ahlul Bait).
Di era Khalifah Umar, Salman ditugaskan sebagai gubernur
wilayah Mada’in. Namun Salman menolak.
“Jabatan itu manis waktu memegangnya, tapi pahit waktu
melepaskannya“. Tapi karena ini amanah, ia menerimanya sebagai pengabdian
kepada Allah.
Umar mengangkatnya bukan tanpa alasan. Seperti diketahui,
Salman adalah muallaf muda kelahiran negeri Persia. Ia
dijuluki al Farisi sesuai tanah tumpah darahnya, Persia. Dialah pemuda Islam
yang berjasa dengan ide penggalian parit panjang dalam melingkari kota Madinah
saat Perang Khandaq.
Di zaman pemerintahan Umar, Salman mendaftarkan diri untuk
ikut dalam ekspedisi militer ke Persia. Ia ingin membebaskan bangsanya dari genggaman
kelaliman Kisra Imperium Persia yang mencekik rakyatnya dengan penindasan dan
kekejaman.
Dipilihnya Salman al Farisi sebagai Gubernur di Negeri
Madain di Kufah, karena Umar menginginkan seorang amir yang berasal dari suku
dan daerah setempat.
Alkisah, berangkatlah Gubernur Salman ke Kuffah memulai tugas
barunya menjadi pemimpin penduduk Mada’in. Mendengar gubernur baru akan datang,
para penduduk Kufah memadati jalan raya menyambut gegap gempita.
Mereka menyangka Sang Gubernur akan diiringi oleh rombongan
besar pasukan. Hingga lelah rakyat menunggu, tiba-tiba datang seseorang dengan
menunggang seekor keledai berjalan lambat-lambat.
Melihat ada orang asing yang datang, para penduduk pun
bertanya. “Apakah di jalan kau melihat Salman al Farisi yang diutus oleh
Khalifah Umar bin Khattab?”
“Akulah Salman al Farisi,” jawabnya singkat
“Jangan mengejek dan mencibir kami, seperti Bani Israil
ketika berkata kepada Musa, ‘Apakah engkau mengejek kami?’ Musa menjawab, ‘Aku
berlindung kepada Allah sekiranya menjadi seorang dari orang-orang yang jahil.”
Kata penduduk Kufah mengutip surah al Baqarah ayat 67.
“Aku berlindung kepada Allah sekiranya aku menjadi satu dari
orang-orang yang jahil. Ini bukan waktunya lagi untuk bercanda,” kata Salman.
Penduduk Kufah tentu tak percaya. Maklum, kala itu, penduduk
Iraq hidup berdampingan dengan negara Persia yang memiliki istana megah yang dipenuhi
emas, perah, sutra dan permadani yang indah. Karena itu, kala itu penduduk
Kufah mengira agama Islam adalah agama yang megah dan mewah. Tapi ternyata
mereka salah.
“Kami datang secara bersahaja. Kami hidup untuk jiwa, dan
kami datang untuk mengangkat derajat iman di dalam hati.”
Gaji Salman sebagai Gubernur Kufah dari Umar sekitar 6.000
Dinar dalam setahun. Namun gajinya diberikan pada fakir miskin. Ia membagi
gajinya 3 bagian, sepertiga untuk dirinya, sepertiga untuk hadiah dan sepertiga
sisanya untuk sedekah.
Satu hari misalnya, ketika ia melihat seorang Suriah (Syam)
kerepotan membawa barang dagangannya, spontan Salman membantu mengangkat. Di
tengah jalan, di antara anggota masyarakat ada yang mengenalnya dan mengucapkan
salam “Assalamu’alaikum ya Amir“.
Mendengar nama Amir disebut, orang Suriah itu kaget bukan
kepalang. Ia tidak mengira, jika “kuli“ yang membawa barangnya adalah Gubernur
Negeri Mada’in. Dengan penuh rasa Homsat, orang itu meminta barangnya untuk
dibawanya sendiri. Tapi Salman tidak membolehkannya. Ia terus membawanya sampai
ke tempat tujuan.
Ketika Sa’ad bin Abi Waqqash datang ke rumah Salman, ia
melihat Salman sedang sedih. “Demi Allah,“ kilah Salman kepada tamunya, “Saya
bukan karena takut mati atau mengharap kemewahan hidup di dunia, tapi ingat
pesan Rasulullah “Hendaklah bagian masing-masingmu dari kekayaan dunia ini
seperti bekal seorang pengelana“. Padahal barang yang saya miliki cukup banyak,
“ kata Salman mengakhiri tangisnya.
“Bangunan rumah Salman, hanya sekedar dapat digunakan
bernaung di waktu panas dan berteduh di kala hujan. Jika penghuninya berdiri,
kepalanya terantuk sampai langit-langit, dan jika berbaring kakinya sampai ke
dinding. Sedang di dalamnya tak ada perabotan kecuali sebuah piring untuk makan
dan baskom nuntuk persediaan air. Meski demikian, ia tetap risau, menganggap
barang-barang yang dimilikinya masih berlebihan.“ (Buku Bunga Rampai
Ajaran Islam no 14 , Badruzzaman Busyairi)
Di rumahnya, Salman tanpa ragu mengerjakan sendiri pekerjaan
yang semestinya digarap pelayannya. Sedang rumahnya sangat sederhana, tidak
mengesankan sebagai rumah seorang Gubernur.
Ia memiliki baju jubah yang juga ia kenakan sebagai alas
untuk tidur. Rumahnya lebih menyerupai rumah rakyat kecil yang miskin.
Menjelang wafat, dalam keadaan masih menjadi gubernur, para penduduk melihat
harta warisan Salman yang akan ditinggalkan. Tidak lebih, sebuah sorban besar
yang ia gunakan untuk alas duduk ketika ada tamu yang datang serta ia gunakan
untuk duduk di pengadilan yang ia adakan.Ia memiliki tongkat yang ia gunakan
untuk bertopang, berkhutbah dan menjaga diri; serta sebuah wadah untuk makan,
mandi dan berwudhu.
Saat sakaratul maut, Salman menangis. Penduduk Kufah pun
bertanya, “Kenapa engkau menangis?”
“Aku menangis karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
Wassallam pernah bersabda kepada kami, “Hendaklah bekal kalian di dunia seperti
bekal orang yang bepergian. Sementara kita semua lebih suka menumpuk harta
dunia,” demikian Salman mengutip hadits yang diriwayatkan Ahmad.
Penduduk lantas menjawab, “Semoga Allah mengampunimu. Lantas
sebanyak apa harta yang kau miliki Salman?”
“Apa kalian meremehkan ini? Aku takut pada hari kiamat akan
ditanya tentang sorban, tongkat dan wadah ini,” ujarnya.
Inilah kisah mulia tentang kezuhudan seorang Gubernur Salman
al Farisi di saat para pemimpin berebutan kekuasaan, harta dan kekayaan sertah
pamrih.
Dari beberapa kisah tersebut, semoga kita mampu mengambil keteladanannya, untuk diterapkan dan dibiasakan dalam kehidupan kita sehari-hari.
selamat belajar, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah, aamiin
Fadhil Arsifa 3B
BalasHapusAlraisya Mozar
BalasHapus3D
Hadir
Assalamualaikum wrwb
BalasHapusZahra Kalonica Aretha Antonny
Kelas 3D
Hadir ya bu guru, terima kasih
Raihan Athaya Naufal Hade
BalasHapuskelas :3A
Rachel moza anindya
BalasHapusKelas 3D
Hadir
Assalamualaikum Bu,,
BalasHapusRidho Bintang Nugroho
Kelas 3C
Hadir Bu
🙏🙏
Assalamualaikum Bu
BalasHapusDafa Zaidan Pratama
Kelas:3A
No absen:11
Hadir Bu
Ahmad Fauzan Sabillah kls3d hadir
BalasHapusAssalamualaikum
BalasHapusSalsabila Farahani Herman
Kelas 3B
Assalamu'alaikum
BalasHapusAzril Kautsar Al Ghifary
Kelas 3C
Hadir
Alysha safa najwa
BalasHapusKelas 3A hadir ibu
Naira Afiifah Putri
BalasHapusKelas : 3 B
Hadir
Zaskya ramadhani jefta.kelas 3c hadir bu
BalasHapusAssalamualaikum, Arsa Hadziq Haqiqi, hadir bu
BalasHapusAs salamualaikum Bu Badriah
BalasHapusDhirgham Tamam F
Kelas 3c
Hadir bu
Terima kasih🙏
Rifat Fadhil Al-Azzam kelas 3A hadir bu
BalasHapusRania Azariandini Rahmadiono kelas 3A hadir
BalasHapusZalbyan Fathir Rizki
BalasHapusKelas 3C SD Al a Azhar 2
Hadir bu
Damara Qiano Bulfiah 3A hadir bu
BalasHapusAnnisa Nur Azizah, 3.B
BalasHapusHarsya Alifia Azzahra
BalasHapusKelas 3D
Hadir
Lulu Humairah kelas 3 A hadir
BalasHapusAssalamuallaikum
BalasHapusNama : Alyssa syafira putri
Kelas :3A
No.Absen :5
Hadir Bu
Asfa arziki wiangga
BalasHapuskelas:3A
Hadir bu
Assalamualaikum bu Adiva Nafeeza kls 3C hadir bu
BalasHapusRevin Ari Afino (3c)
BalasHapusAssalamualaikum Bu
BalasHapusM Raihan Herlambang
Kls 3D
Hadir bu
Abdillah Nur Rachman
BalasHapuskelas 3B / absen 01
hadir Bu
Annisa Nur Ramadhan 3d Hadir
BalasHapusDanisy Fawwas Zakwan
BalasHapusKelas 3A
M. Farrel Oldryska kelas 3A hadir bu
BalasHapusNadia azzahra hadir bu 3A
BalasHapusM Raffa Rizki Pramudya kelas 3A
BalasHapusSofia Riani S.P kls 3D (Hadir)
BalasHapusM. Gibran Wira Al Ra'id
BalasHapus3d
No.absen 11
Hadir Bu guru
zahra nasha aprilia 3d ( hadir )
BalasHapusNaira Azalea Putri (3c)
BalasHapusHadir
Assalamualaikum Nabil arrafif /3c
BalasHapusYuki naomi almira zanetta kelas 3B
BalasHapusHadir buk
Fatimah Zahira Alviansa kelas 3.A hadir bu
BalasHapusFachry Aditya Putra
BalasHapusKelas 3c
Hadir
Gavriel alvar
BalasHapusO valendra hadir 3c
Gavriel alvaro valendra hadir 3c
BalasHapusBari khairul azam kls 3c hadir
BalasHapusAlika Keiko. S
BalasHapus3B
Panggilan: Keiko
Alvin hafidz pp
BalasHapusKls 3c
Hadir
Raul Nurwahid 3B
BalasHapusAssalamualaikum,,,,
BalasHapusMohamad Reksa Aprilingga Rizqullah (Kelas 3C - SD. Al Azhar 2) hadir bu,,,
Masayu Soraya Janeeta
BalasHapusKelas 3b/18
Hadir
Ririn alya damayanti kelas 3D
BalasHapusBari khairul azam kls 3c hadir
BalasHapus