Agama kelas 2A dan 2B

Kisah Keteladanan Nabi Ya'qub a.s
Nabi Ya’qub adalah anak dari Nabi Ishak. Ishaq sendiri adalah putra Nabi Ibrahim a.s., dari istrinya Sarah. Ia dipilih menjadi rasul untuk negeri Kan’an.  Di Kan’an ia disebut bekerja sebagai petani dan peternak. Ketika itu negeri Kan’an termasuk wilayah kekuasaan Raja Saljam. Suatu ketika raja dimaksud memasuki wilayah Kan’an, di sana ia bertemu dengan seseorang yang belum dikenalnya yaitu Nabi Ya’kub. Dengan sombong Raja berkata kepada Ya’kub, “Siapa yang mengizinkan kamu bertempat tinggal di daerahku?” Ya’kub menjawab, “Saya Ya’kub, putera Ishak, putra Ibrahim a.s., dan aku bertempat tinggal di sini dengan izin Allah. Sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah, yang akan mengajak kamu masuk agama Allah, mengimani Allah yang menjadikan alam ini, dan hendaklah engkau mengakui, bahwa aku ini adalah hamba Allah yang menjadi Rasul (utusan Allah). Jika engkau tidak mengabulkan seruanku ini, niscaya engkau akan aku perangi.”
Dialog antara Nabi Ya’kub dan Raja kemudian bertambah panas. Dengan marah Raja Saljam berkata kepada Ya’kub, “Dengan apa engkau memerangi aku, sedang engkau tidak mempunyai tentara seorang juga pun.” Ya’kub menjawab, “Aku memerangi engkau bersama Allah dan malaikat-Nya dan anak-anakku yang banyak ini.”
Tak pelak, jawaban Nabi Ya’kub itu membuat Raja makin marah, sehingga memicu pecahnya perang antara keluarga Nabi Ya’kub dengan pasukan Raja Saljam. Pasukan keluarga Ya’kub dipimpin oleh Syam’un, salah seorang putra Nabi Ya’kub, atas permintaan anaknya sendiri. Ia berkata kepada ayahnya, “Ya Nabi Allah, saya akan bertanggung jawab jika diizinkan untuk meruntuhkan benteng pertahanan musuh. Mohon serahkan tugas ini kepadaku.” Nabi Ya’kub memperkenankan permintaan ini. Syam’un dan pasukannya bergerak. Ketika sampai di depan pintu benteng pertahanan musuh, Syam’un membaca do’a berikut: “Ya Allah! Bukakanlah bagi kami pintu ini dengan mudah, dan Engkaulah wahai Allah sebaik-baik Yang Memberikan kemenangan. Dengan nama Allah, selamatkanlah kami.”
Konon, setelah membacakan do’a itu, Syam’un menghantamkan kakinya ke benteng, sehingga benteng itu roboh. Akibatnya banyak pasukan Raja yang mati tertimpa benteng, yang membuat pasukan raja kacau balau. Di tengah kacau-balau pasukan musuh, Nabi Ya’kub dan pasukannya segera bergerak memasuki benteng yang telah hancur untuk melumpuhkan kekuatan raja dan pasukannya. Raja Saljam akhirnya kalah, dan harta mereka dijadikan rampasan perang (ghanimah) bagi pasukan Nabi Ya’kub.
Masa selanjutnya, Nabi Ya’kub hijrah ke Palestina. Dalam saat hijrah itu, mereka berjalan pada malam hari dan istirahat di siang hari. Oleh karena itulah Nabi Ya’kub dan keturunannya disebut Bani Israil. Nabi Ya’kub sendiri dikenal juga dengan nama Nabi Israil, artinya Nabi yang suka berjalan pada malam hari.
Dikisahkan, di tengah perjalanan menuju Palestina, Nabi Ya’kub tertidur  di atas sebuah batu, dan ia pun bermimpi. Dalam mimpi itu ia mendengar suara, “Aku Allah, tiada tuhan kecuali Aku. Aku Tuhan engkau dan Tuhan Bapak engkau. Sesungguhnya Aku telah mewariskan isi bumi yang suci (Baitul Makdis) untuk engkau dan keturunan engkau, dan Aku memberi berkah padanya, dan engkau Aku beri kitab dan pelajaran-pelajaran serta hikmah dan kenabian.”
B. Rumah Tangga Nabi Ya’kub
Nabi Ya’kub memiliki istri dua orang bersaudara, yaitu Laya dan Rahil, putri dari pamannya Laban bin Batwil, yang bertempat tinggal di Faddan Aram, sekitar Irak. Laya dan Rahil memiliki budak perempuan bernama Zulfah dan Balhah. Kedua budak ini juga dinikahi oleh Ya’kub. Dari istrinya Laya ia menadapat keturunan sebanyak empat orang yaitu Rubil, Yahuda, Syam’un dan Lawi. Dari Rahil, Ya’kub memperoleh dua orang anak yaitu Yusuf a.s., dan Bunyamin. Sedangkan dari istrinya yang lain (Zulfah dan Balhah), diperoleh enam orang anak. Dari keempat istri tersebut, Ya’kub mempunyai 12 orang anak, dan dalam al-Qur’an disebut al-asbath. Yang paling populer dari ke-12 cucu Nabi Ishak tersebut adalah Yusuf a.s., dan Benyamin.
Keturunan Nabi Ya’qub ini disebut asbath karena mereka merupakan kabilah-kabilah dengan keturunan yang banyak di kemudian hari. Di usia tua, Ya’qub tinggal dengan anaknya Nabi Yusuf yang menjadi pembesar di Mesir. Di sana ia meninggal dalam usia 147 tahun. Secara genealogis, keturunan Ya’qub-lah yang menjadi asal mula Bani Israil di Mesir, yang dikemudian hari ditindas oleh Fir’aun hingga dibebaskan oleh Nabi Musa.

Tugas Latihan :
Kerjakan di buku latihan agama

Soal
1. Nabi Ya'qub a.s adalah putranya            nabi ...

2. Nabi Ya'qub a.s diutus menjadi
    Rasul di negeri...

3. Nabi Ya'qub a.s diutus oleh Allah
    menjadi Rasul untuk memimpin
    umatnya menyembah ..

4. Salah satu putra nabi Ya'qub yang
    juga menjadi seorang nabi adalah
    Nabi ...

5. Dalam perjalanan ke Palestina
    Beliau tertidur, kemudian dalam
    mimpinya beliau menerima Wahyu
    Beliau tertidur di atas sebuah ....

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

AGAMA ISLAM KELAS 2 : SIKAP DISIPLIN NABI LUTH a.s

AGAMA KELAS TIGA (3) : PESAN SURAT AN NASR

AGAMA KELAS 4 (EMPAT) : SIKAP SANTUN DAN MENGHARGAI TEMAN